Friday, September 30, 2016

BATUAN SEDIMEN. DASAR TEORI, CARA TERJADINYA, METASOMATISME, PENGGOLONGAN DAN PENAMAAN

Posted by Edo Bramantyo on Friday, September 30, 2016




Dasar Teori

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan dari beberapa centimeter sampai beberapa km. Yang dimaksud dengan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat lithifikasi bahan rombakan batuan asal, maupun hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme.
BACA JUGA: BATUAN SEDIMEN KLASTIK  
                       BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK 
           
        Lithifikasi atau pembatuan adalah proses terubahnya materi pembentuk batuan yang lepas - lepas (unconsolidated rock forming materials) menjadi batuan yang kompak keras  (consolidated coherent rocks). Ukuran butir batuan sedimen dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk ke dalam batuan sedimen.

Batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya merupakan 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat di kerak bumi. Sungguhpun demikian penyebarannya menempati lebih dari 65% luasan, sehingga merupakan lapisan tipis di permukaan bumi.

            Kenampakan yang menonjol pada batuan sedimen adalah perlapisan, struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristlin, mengandung fosil dan masih banyak lagi.

Penggolongan dan Penamaan Batuan Sedimen
Batuan dibentuk oleh proses-proses yang terjadi di permukaan bumi, oleh R.P Koesoemadinata (1980), mengemukakan ada enam golongan utama batuan sedimen :
1)    Golongan detritus kasar
2)    Golongan detritus halus
3)    Golongan karbonat
4)    Golongan evaporit
5)    Golongan sedimen silika
6)    Golongan batubara

1.  Golongan detritus kasar
            Golongan ini dapat dikenali melalui butiran penyusun batuannya yang relatif berukuran kasar dengan diameter butirnya lebih dari 1/16 mm dan umumnya dihasilkan oleh proses sedimentasi mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain breksi, konglomerat dan batu pasir. Lingkungan tempat diendapkannya batuan ini dapat dilingkungan sungai, danau atau laut.

2.  Golongan detritus halus
Golongan ini dapat dikenali melalui butiran-butiran penyusun batuan yang relatif berukuran halus, diameter butirnya 1/16 mm sebagai hasil sedimentasi mekanis. Batuan yang termasuk dalam golongan ini  pada umumnya diendapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam. Termasuk golongan ini adalah batu serpih, batu lanau, batu lempung dan batu napal. Sedangkan batu napal dihasilkan oleh proses sedimentasi kimiawi.

3.  Golongan karbonat
Golongan ini terutama disusun oleh kelompok mineral karbonat ( misal : kalsit, dolomit, aragonit ) dan cangkang-cangkang binatang karang, misal cangkang molusca, algae, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Golongan ini dapat terbentuk sebagai hasil :
-          Sedimentasi mekanis         :    misal, batu gamping bioklastik, batu gamping   oolit
-          Sedimentasi organis           :    misal, batu gamping terumbu
-          Sedimentasi kimiawi           :    misal, batu gamping kristalin, dolomit

4.  Golongan evaporit
Golongan batuan ini diberikan terhadap batu garam karena asal terjadinya disebabkan oleh proses evaporasi ( Koesoemadinata, 1980). Umumnya golongan ini terdiri dari batuan monomineralik, nama batuan sama dengan nama mineral. Contohnya Gypsum ( Ca SO4 2H2O ), Anhydrit ( Ca SO4 ), Halite (NaCl). Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, dan untuk terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat.

5.  Golongan sedimen silika
Termasuk golongan ini adalah juga batuan yang bersifat monomineralik, dan umumnya tersusun oleh mineral silika, terbentuknya secara sedimentasi kimiawi atau organik.
o   Sedimentasi kimiawi : Rijang (Chert)
o   Sedimentasi organik  : Radiolaria dan Diatomea
            Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali

6.  Golongan batubara
Golongan ini terbentuk oleh adanya akumulasi zat-zat organik yang kaya akan unsur C (karbon), umumnya terdiri dari tumbuh-tumbuhan, dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya pelapukan. Lingkungan tempat terjadinya batubara adalah khusus sekali. Termasuk jenis sedimentasi organis. Contoh : gambut, bituminous, antrasit.

            Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi atas :
1.  Batuan Sedimen Klastik
            Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan batuan sedimen itu sendiri.Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.    
            Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa, yakni proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah lithifikasi ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan yang keras.

            Proses diagenesa batuan sedimen klastik antara lain :
Kompaksi sedimen
Kompaksi sedimen adalah termempatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat beban diatasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.

Sementasi
Yang dimaksud dengan sementasi adalah turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat butir-butir sedimen satu dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan (permeabilitas relatif) pada ruang antar butir makin besar.

Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atau jauh sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.

Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenetik, sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui adalah karbont, silika, klorite, illite, gipsum dan lain-lain.

Metasomatisme

Metasomatisme adalah pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume asal. Contohnya dolomitisasi, sehingga dapat merusak bentuk suatu batuan karbonat atau fosil.


2.  Batuan Sedimen Non Klastik
            Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement).

a.  Batuan sedimen organik
            Batuan sedimen yang dihasilkan oleh aktifitas organisme terdapat sebagai sisa organisme yang biasanya tetap tinggal ditempatnya. Contoh dari batuan sedimen ini adalah batu gamping koral, diatomea dan lain-lain. Pada batuan sedimen organik selalu terlihat struktur-struktur organismenya dengan jelas walaupun sering kali terdapat rekristalisasi.

b.  Batuan sedimen kimia

Sebagian dari sedimen macam ini dihasilkan oleh proses penguapan, terutama di daerah air, contohnya adalah endapan gypsum, garam dan lain-lain. Batuan sedimen kimiawi biasanya hanya terdiri dari satu macam susunan mineral saja, yang jelas walaupun bersifat hablur tetapi kilapnya adalah non metalik.  



BACA JUGA: BATUAN SEDIMEN KLASTIK  
                       BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK 

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment