Asal usul pengetahuan termasuk hal
yang sangat penting dalam epistemology. Untuk mendapatkan darimana pengetahuan
itu muncul (berasal) bisa dilihat dari aliran-aliran dalam pengetahuan, dan
bisa dengan cara metode ilmiah, serta dari sarana berpikir ilmiah.
Rasional adalah suatu pengetahuan
yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian
buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah. Hal ini berbeda dengan pengetahuan
intuitif atau pengetahuan yang berasal dari hati. Pengetahuan ini tidak akan
didapatkan dari suatu proses pengajaran dan pembelajaran resmi, akan tetapi,
jenis pengetahuan ini akan terwujud dalam bentuk-bentuk “kehadiran” dan
“penyingkapan” langsung terhadap hakikat-hakikat yang dicapai melalui penapakan
mistikal, penitian jalan-jalan keagamaan, dan penelusuran tahapan-tahapan
spiritual. Tokoh-tokoh paham rasionalisme yaitu : Agustinus, Johanes Scotus,
Avicena, Rene Descrates, Spinoza, Leibniz, Fichte, Hegel, Plato, Galileo,
Leonardo da Vinci.
Emperikal. Tidak diragukan bahwa
indra-indra lahiriah manusia merupakan alat dan sumber pengetahuan, dan manusia
mengenal objek-objek fisik dengan perantaraanya. Setiap orang yang kehilangan
salah satu dari indranya akan hilang kemampuannya dalam mengetahui suatu
realitas secara partikular. Misalnya seorang yang kehilangan indra
penglihatannya maka dia tidak akan dapat menggambarkan warna dan bentuk sesuatu
yang fisikal, dan lebih jauh lagi orang itu tidak akan mempunyai suatu konsepsi
universal tentang warna dan bentuk. Begitu pula orang yang tidak memiliki
kekuatan mendengar maka dapat dipastikan bahwa dia tidak mampu mengkonstruksi
suatu pemahaman tentang suara dan bunyi dalam pikirannya.
Fenomenal. Paham ini dikemukakan oleh
Immanuel Kant, filsuf Jerman. Dia berusaha mendamaikan pertentangan antara
empirisme dan rasionalisme. Menurut Kant, pengetahuan hanya bisa terjadi oleh
kerjasama antara pengalaman indra dan akal budi, dan tidak mungkin yang satu
bekerja tanpa yang lain. Indra hanya memberikan data yakni warna,cita-rasa, bau,
dan lain-lain. Untuk memperoleh pengetahuan, kita harus keluar atau menembus
pengalaman, pengetahuan terjadi dengan menghubung-hubungkan, dan ini dilakukan
oleh rasio (akal).
METODE ILMIAH
Ini digunakan oleh para ilmuwan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang sesuatu. Metode Ilmiah terdiri dari :
a. Pengamatan / pengalaman yang
digunakan sebagai dasar untuk merumuskan masalah.
b. Hipotesa, untuk penyelesaian yang
berupa saran.
c. Eksperimentasi, merupakan kajian
terhadap hipotesa.
TERJADINYA PENGETAHUAN
Masalah terjadinya pengetahuan adalah
masalah yang amat penting dalam epistemologi, sebab jawaban terhadap terjadinya
pengetahuan maka seseorang akan berwarna pandangan atau paham filsafatnya.
Jawaban yang paling sederhana tentang terjadinya pengetahuan ini apakah
berfilsafat a priori atau a posteriori. Pengetahuan a priori adalah pengetahuan
yang terjadi tanpa adanya ata melalui pengalaman, baik pengalaman indera maupun
pengalman batin. Adapun pengetahuan a posteriori adalah pengetahuan yang terjadi
karena adanya pengalaman. Dengan demikian pengetahuan ini bertumpu pada
kenyataan objektif. (Abbas Hamami M.,1982,hlm .11)
Beberapa alat yang digunakan untuk
mengetahui terjadinya suatu pengetahuan ada:
Ø Indera digunakan untuk berhubungan
dengan dunia fisik atau lingkungan di sekitar kita. Indera ada bermacam-macam;
yang paling pokok ada lima (panca indera), yakni indera penglihatan (mata) yang
memungkinkan kita mengetahui warna, bentuk, dan ukuran suatu benda; indera
pendengaran (telinga) yang membuat kita membedakan macam-macam suara; indera
penciuman (hidung) untuk membedakan bermacam bau-bauan; indera perasa (lidah)
yang membuat kita bisa membedakan makanan enak dan tidak enak; dan indera
peraba (kulit) yang memungkinkan kita mengetahui suhu lingkungan dan kontur
suatu benda.
Ø Akal atau rasio merupakan fungsi dari
organ yang secara fisik bertempat di dalam kepala, yakni otak. Akal mampu
menambal kekurangan yang ada pada indera. Akallah yang bisa memastikan bahwa
pensil dalam air itu tetap lurus, dan bentuk bulan tetap bulat walaupun
tampaknya sabit. Keunggulan akal yang paling utama adalah kemampuannya
menangkap esensi atau hakikat dari sesuatu, tanpa terikat pada fakta-fakta
khusus. Akal bisa mengetahui hakekat umum dari kucing, tanpa harus mengaitkannya
dengan kucing tertentu yang ada di rumah tetangganya, kucing hitam, kucing
garong, atau kucing-kucingan. Kelemahan akal ialah terpagari oleh
kategori-kategori sehingga hal ini, menurut Immanuel Kant (1724-1804), membuat
akal tidak pernah bisa sampai pada pengetahuan langsung tentang sesuatu
sebagaimana adanya (das ding an sich) atau noumena. Akal hanya bisa menangkap
yang tampak dari benda itu (fenoumena), sementara hati bisa mengalami sesuatu
secara langsung tanpa terhalang oleh apapun, tanpa ada jarak antara subjek dan
objek.
Ø Hati atau Intuisi. Organ fisik yang
berkaitan dengan fungsi hati atau intuisi tidak diketahui dengan pasti; ada
yang menyebut jantung, ada juga yang menyebut otak bagian kanan. Pada
praktiknya, intuisi muncul berupa pengetahuan yang tiba-tiba saja hadir dalam
kesadaran, tanpa melalui proses penalaran yang jelas, non-analitis, dan tidak
selalu logis. Intuisi bisa muncul kapan saja tanpa kita rencanakan, baik saat
santai maupun tegang, ketika diam maupun bergerak. Kadang ia datang saat kita
tengah jalan-jalan di trotoar, saat kita sedang mandi, bangun tidur, saat main
catur, atau saat kita menikmati pemandangan alam. Hati bekerja pada wilayah
yang tidak bisa dijangkau oleh akal, yakni pengalaman emosional dan spiritual.
Ø Wahyu. Sebagai manusia yang beragama
pasti meyakini bahwa wahyu merupakan sumber ilmu, Karena diyakini bahwa wakyu
itu bukanlah buatan manusia tetapi buatan Tuhan Yang Maha Esa.
JENIS – JENIS PENGETAHUAN
Pengetahuan dibagi menjadi beberapa
jenis diantaranya :
1. Pengetahuan langsung (immediate)
adalah pengetahuan langsung yang hadir dalam jiwa tanpa melalui proses
penafsiran dan pikiran.
2. Pengetahuan tak langsung (mediated)
adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses berpikir serta
pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang kita ketahui dari benda-benda
eksternal banyak berhubungan dengan penafsiran dan pencerapan pikiran kita.
3. Pengetahuan indrawi (perceptual)
adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra-indra lahiriah. Sebagai
contoh, kita menyaksikan satu pohon, batu, atau kursi, dan objek-objek ini yang
masuk ke alam pikiran melalui indra penglihatan akan membentuk pengetahuan
kita. Tanpa diragukan bahwa hubungan kita dengan alam eksternal melalui media
indra-indra lahiriah ini, akan tetapi pikiran kita tidak seperti klise foto
dimana gambar-gambar dari apa yang diketahui lewat indra-indra tersimpan
didalamnya.
4. Pengetahuan konseptual (conceptual);
juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran manusia secara langsung
tidak dapat membentuk suatu konsepsi-konsepsi tentang objek-objek dan
perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar
dan konsepsi saling berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara
keduanya merupakan aktivitas pikiran.
5. Pengetahuan partikular (particular)
berkaitan dengan satu individu, objek-objek tertentu, atau realitas-realitas
khusus. Misalnya ketika kita membicarakan satu kitab atau individu tertentu,
maka hal ini berhubungan dengan pengetahuan partikular itu sendiri.
6. Pengetahuan universal (universal)
mencakup individu-individu yang berbeda. Sebagai contoh, ketika kita
membincangkan tentang manusia dimana meliputi seluruh individu (seperti
Muhammad, Ali, hasan, husain, dan …), ilmuwan yang mencakup segala individunya
(seperti ilmuwan fisika, kimia, atom, dan lain sebagainya), atau hewan yang
meliputi semua indvidunya (seperti gajah, semut, kerbau, kambing, kelinci,
burung, dan yang lainnya).
METODE MENCARI ILMU PENGETAHUAN
Untuk memperoleh ilmu pengetahuan
yang benar, selain diperlukan sebuah strategi yang tepat, juga sangat
membutuhkan metode yang tepat pula. Dalam hal ini strategi dan metode yang
dipakai harus sesuai dengan obyek ilmu pengetahuaan yang dicari baik
berdasarkan sifat maupun jenisnya. Apakah berupa ilmu alam atau berupa ilmu
agama?
Cara usaha yang digunakan dalam
mencari ilmu pengetahuan disebut juga metode mencari ilmu pengetahuan. Metode
yang dipakai dalam mencari ilmu pengetahuan hendaknya juga merupakan metode
yang efektif agar ilmu pengetahuan yang diperoleh benar-benar ilmu pengetahuan
yang tidak lagi diragukan kebenarannya. Sebab diusahakan dengan cara yang
benar. Adapun kebenaran yang dimaksud ialah kebenaran yang tegas dan pasti.
Sebab kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu.
Adapun menurut Yuyun S. Suryasumantri
(2001) pada dasarnya ada dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio dan
kedua mendasarkan diri kepada pengalaman.
PERKEMBANGAN SIFAT DAN PIKIRAN MANUSIA
Dalam menemukan pengetahuan dilakukan
dengan cara pendekatan alamiah dan pendekatan non alamiah (pseudoscience).
Terdapat dua liran filsafat dalam memperoleh ilmu pengetahuan yaitu, rasionalisme
yang berdasarkan logika atau deduksi dan empirisme yang mengandalkan hasil
pengamatan atau induksi.
No comments:
Post a Comment