Badai adalah
cuaca yang ekstrem, mulai dari hujan es dan badai salju sampai badai pasir dan
debu.Badai disebut juga siklon tropis oleh meteorolog, berasal dari samudera
yang hangat.Badai bergerak di atas laut mengikuti arah angin dengan kecepatan sekitar
20 km/jam. Badai bukan angin ribut biasa. Kekuatan anginnya dapat mencabut
pohon besar dari akarnya, meruntuhkan jembatan, dan menerbangkan atap bangunan
dengan mudah. Tiga hal yang paling berbahaya dari badai adalah sambaran petir,
banjir bandang, dan angin kencang. Terdapat berbagai macam badai, seperti badai
hujan, badai guntur, dan badai salju. Badai paling merusak adalah badai topan (hurricane), yang dikenal sebagai angin
siklon (cyclone) di Samudera Hindia
atau topan (typhoon) di Samudera
Pasifik
.
Penyebab badai
adalah tingginya suhu permukaan laut. Perubahan di dalam energi atmosfer mengakibatkan
petir dan badai. Badai tropis ini berpusar dan bergerak dengan cepat
mengelilingi suatu pusat, yang sumbernya berada di daerah tropis. Pada saat
terjadi angin ribut ini, tekanan udara sangat rendah disertai angin kencang
dengan kecepatan bisa mencapai 250 km/jam. Hal ini bisa terjadi di Indonesia
maupun negara-negara lain. Di dunia, ada tiga tempat pusat badai, yaitu di
Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.
Badai dapat
terjadi jika faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya badai terpenuhi. Sumber
utama energi penggerak badai berasal dari proses kondensasi yaitu proses
mengembunnya konsentrasi uap air pada udara yang lembab yang kemudian bergerak
naik ke atmosfir yang dingin. Pada proses ini, konsentrasi uap air akan
melepaskan energi panasnya. Energi panas yang terkumpul inilah kemudian menjadi
energi penggerak badai.
Faktor-Faktor
penyebab tejadinya siklon tropis atau badai adalah sebagai berikut:
1.
Suhu permukaan laut
sekurang-kurangnya 26.5 C hingga ke kedalaman 60 meter.
2.
Kondisi atmosfer yang
tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini,
yang merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat,
adalah penting dalam perkembangan siklon tropis.
3.
Atmosfer yang relatif
lembab di ketinggian sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan atmosfer paras
menengah, yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi
perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon.
4.
Berada pada jarak
setidaknya sekitar 500 km dari katulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon
jarang terbentuk di dekat ekuator.
5.
Gangguan atmosfer di
dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan
angin.
6.
Perubahan kondisi
angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang
besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur
CIRI-CIRI
Sebuah siklon tropis kuat
mempunyai struktur sebagai berikut .
a.
Tekanan Udara
Permukaan Rendah;
Siklon
tropis berputar di sekitar daerah bertekanan udara permukaan rendah. Dari
seluruh tekanan udara pada ketinggian permukaaan air laut yang terukur maka
tekanan udara di daerah siklon tropis merupakan yang terendah.
b.
Inti hangat;
Uap
air yang naik ke atmosfir yang dingin akan mengembun dan melepaskan panas.
Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal pada bagian inti siklon
tropis yang menyebabkannya terasa hangat.
c.
CDO (Central Dense
Overcast)
CDO
merupakan daerah menyerupai pita melingkar di sekitar inti yang padat akan
awan, hujan dan badai petir. Pada siklon tropis lemah, CDO menutupi pusat
sirkulasi sehingga mata tidak terlihat.
d.
Mata
Siklon
tropis kuat seperti Hurricane memiliki mata yang berbentuk lubang melingkar di
pusat sirkulasinya. Cuaca pada mata umumnya tenang dan tidak berawan. Diameter
wilayah mata berkisar dari 8 hingga 200 Km.
e.
Dinding mata
Dinding
mata menyerupai pita melingkar di sekitar mata yang memiliki intensitas angin
dan konveksi panas paling tinggi. Pada siklon tropis, kondisi pada dinding
matalah yang paling berbahaya.
f.
Aliran keluar (outflow)
Pada bagian
atas siklon tropis, angin bergerak keluar dari pusat badai tropis dengan arah
putaran berlawanan dengan siklon, sedangkan pada bagian bawah angin berputar
kuat, melemah seiring dengan pergerakan naik dan akhirnya berbalik arah
MACAM-MACAM
BADAI
1.
TORNADO
Tornado adalah
kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan
cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan
permukaan tanah. Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk
corong kondensasi yang terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi
menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing - puing.
Umumnya tornado
memiliki kecepatan angin 177 km / jam atau lebih dengan rata - rata jangkauan
75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang
mencapai kecepatan angin lebih dari 300 - 480 km / jam memiliki lebar lebih
dari satu mil ( 1.6 km ) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100
km.
Tornado lebih
sering terjadi di Amerika Serikat. Tornado juga umumnya terjadi di Kanada
bagian selatan, selatan - tengah dan timur Asia, timur - tengah Amerika Latin,
Afrika Selatan, barat laut dan tengah Eropa, Italia, barat dan selatan
Australia, dan Selandia Baru.
Dampak yang
ditimbulkan akibat angin puting beliung atau tornado dapat menghancurkan area
seluas 5 km dan tidak ada lagi angin puting beliung atau tornado susulan. Rumah
akan hancur dan tanaman akan tumbang diterjang angin puting beliung, mahluk
hidup bisa sampai mati karena terlempar atau terbentur benda keras lainnya yang
ikut masuk pusaran angin. Jaringan telepon,internet, dan listrik akan terganggu
akibat angin putting beliung atau tornado, dan dapat merusak infrastruktur
daerah atau kota.
Tornado selain
membawa kehancuran juga memiliki beberapa manfaat, sepeti menjaga suhu daerah yang dilalui tornado, agar daerah
tersebut tidak terlalu dingin atau panas, karena tornado membwa angin dari
daerah lain yang biasannya dari daerah lebih dingin, lebih panas dari daerah
yang diterjang angin.
Jika tidak ada
tornado, banyak daerah yang menjadi gurun
dan padang es. Contohnya, banyak
Negara seperti Amerika Latin yang menjadi gurun akibat tidak ada tornado,
banyak Negara seperti Amerika Serikat menjadi padang es karena tidak ada
tornado.
2.
BADAI
PASIR
Badai pasir
adalah fenomena meteorologi yang umum di wilayah arid dan semi - arid. Badai
pasir antara lain disebabkan oleh meningkatnya kecepatan angin dalam suatu
wilayah yang luas. Badai pasir umumnya terjadi pada tanah yang kering.
Badai pasir
dapat memindahkan keseluruhan bukit pasir dan membawa pasir dalam jumlah besar
sehingga tepi badai dapat menyerupai dinding pasir setinggi 1,6 km. Badai pasir
di gurun Sahara dalam bahasa setempat dikenal dengan simoom atau simoon (sîmum,
sîmun). Haboob (hubub) adalah badai pasir di wilayah Sudan sekitar Khartoum.
Ada dua hal
yang mengakibatkan terjadinya badai pasir atau debu, yaitu arus udara atau
angin yang kuat atau kencang dan sumber pasir atau debu yang kering dan
terbuka. Tetapi yang lebih banyak terjadi adalah badai pasir disebabkan oleh
angin kencang yang meniup tanah halus atau pasir, dan karena saking banyaknya
materi yang berterbangan mengakibatkan pandangan agak terganggu/menurun. Di
daerah gurun biasa terjadi beberapa kali dalam setahun, badai pasir akan makin
banyak terjadi karena hawa panas diatas gurun yang menyebabkan atmosfir bawah
menjadi tidak stabil. Ketidak stabilan udara ini bercampur dengan udara di
tengah troposphir (lapisan terbawah) bergerak kebawah, dan membuat angin
kencang di permukaan.
Sebelum badai
pasir muncul biasanya terdapat tanda-tanda yaitu keadaan kecepatan angin yang
naik serta tekanan udara disekitarnya turun. Penyebab lain badai pasir adalah
adanya kekuatan angin besar yang melewati partikel yang melonggar. Pertama-tama
partikel tersebut bergetar, lalu terlempar atau melompat. Ketika
partikel-partikel tersebut berulang kali mencapai tanah, partikel tersebut
melepaskan partikel yang lebih kecil lagi yang kemudian bergerak mengikuti
suspensi (campuran). Penelitian terbaru menemukan bahwa partikel debu tersebut
melompat dikarenakan adanya induksi medan listrik statis oleh gesekan. Lompatan
debu-debu tersebut memperoleh muatan negative terhadap tanah yang mengakibat
kan partikel pasir lain ikut terbawa.
Partikel yang
melonggar tersebut ada dikarenakan kondisi yang kering dan angin, antara lain
arus udara yang dingin bergerak ke udara yang kering dan tidak menghasilkan
curah hujan. Gejala tersebut adalah jenis badai debu umum di Amerika. Sedangkan
di daerah gurun, debu dan badai pasir paling sering disebabkan oleh arus badai
atau tekana kuat yang menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah yang
luas. Badai pasir dapat mengangkat debu hingga ketinggian 6.100 meter.
Badai pasir
bisa membawa ribuan hingga jutaan ton pasir, semakin kecil partikel pasir yang
dibawa, semakin besar pula jarak yang akan ditempuh dan partikel pasir yang
terberatlah yang akan terjatuh menuju tanah lebih cepat dibandingkan partikel
pasir yang lebih ringan. Salah satu tempat yang paling sering terjadi badai
pasir adalah gurun sahara dengan badai pasirnya yang disebut simoom.
Dikarenakan kecepatan badai pasir dapat menembus 150 km/jam badai ini dapat
membawa segala macam benda serta mematikan beberapa fasilitas san menyebabkan
kematian. Salah satunya menyebabkan jarak pandang menjadi berkurang karena
terhalang oleh debu atau pasir.
Arus udara atau
angin yang kencang sebagai salah satu syarat penyebab terjadinya badai pasir
atau debu merupakan kekuatan alam, dan manusia tak mampu lebih jauh untuk
banyak berdaya dihadapannya. Akan tetapi padang pasir sebagai syarat lain
penyebab badai pasir dan debu dapat ditanggulangi dalam batas-batas tertentu
oleh manusia. Misalnya memperbaiki kondisi permukaan tanah untuk mencegah
penggurunan tanah, membenahi tanah tandus, dalam rangka mengurangi frekwensi
dan intensitas terjadinya badai pasir dan debu.
Dampak Badai
Pasir yang terjadi, terkadang memberikan dampak negative yang akan kita
rasakan, selain faktor kesehatan, fasilitas umum yang terganggu serta akses
publik yang akan tertutup oleh debu dari Badai Pasir. Efek bagi kesehatan untuk
masyarakat lokal pada umunya mengalami berbagai macam keluhan yang telah
ditimbulkan dari badai pasir ini diantara lain yaitu batuk, pilek, keluhan
mengi (suara nafas yang menyempit), serangan asma akut, iritasi mata, sakit
kepala, nyeri badan, gangguan tidur Dan gangguan psikologis.
Tidak hanya itu
dampak negative disektor publik pun semakin terasa, sperti beberapa Bandara
International yang terhambat di setiap penerbangan yang menuju kawasan yang
dilanda Badai Pasir tersebut.
3.
BADAI
SALJU
Badai salju
terjadi saat udara yang hangat dan basah bertemu dengan udara yang dingin.
Massa udara yang hangat dan basah dan massa udara yang dingin tersebut dapat
mencapai diameter 1000 km atau lebih. Badai salju yang mempengaruhi Amerika
Serikat Timur Laut sering mendapatkan uap air dari udara yang berpindah ke
utara dari Teluk Meksiko dan udara yang dingin dari massa udara yang datang
dari Arktik.
Di Amerika
Serikat Barat Laut, udara yang hangat dan basah dari Samudera Pasifik mendingin
saat didorong ke atas oleh pegunungan. Banyak hal yang berbeda dapat
memengaruhi gerakan, isi uap, dan suhu massa udara. Semua perbedaan tersebut
memengaruhi jenis dan keparahan badai salju.
Bakteri,
makhluk hidup yang bertebaran di udara, ternyata menjadi elemen penting untuk
terjadinya hujan, salju, bahkan badai es. Alexander Michaud dari Montana State
University di Bozeman mengatakan, ia menemukan bakteri dalam jumlah besar pada
pusat badai es.
Para peneliti
sebelumnya percaya bahwa senyawa kimia atau bahan mineral lainnya yang berada
di awan menjadi penyebab terjadinya hujan, salju, atau badai es. Namun,
penelitian terbaru membuktikan bahwa bakteri, bahkan jamur, diatom, dan
ganggang, juga bisa menjadi pemicu terjadinya hujan. Studi yang mempelajari
fenomena ini disebut bioprecipitation. Mineral sebelumnya diyakini sebagai zat
utama di atmosfer untuk memicu terjadinya hujan. Tapi nyatanya, mineral tidak
seaktif bakteri.
Agar mineral
membentuk ice nuclei, kristal es di sekitar awan, dibutuhkan partikel air yang
lebih dingin dari biasanya di awan, kata Christner kepada LiveScience. Bakteri
dan makhluk hidup lainnya yang berada di sekitar awan juga bisa menjadi bahan
pemicu terjadinya hujan, salju, atau badai es.
Michaud sempat
mengambil batu es sebesar bola golf setelah terjadi badai es hebat yang
menerjang Montana pada Juni tahun lalu. Ia kemudian membelah es itu menjadi
empat bagian. Secara mengejutkan, ia menemukan bahwa jumlah bakteri terbanyak
terdapat pada inti batu es tersebut. Bakteri ditemukan dalam biang es sebelum
es itu membesar menjadi badai dan ini membuktikan bahwa pemicu terbentuknya es
adalah bakteri atau partikel biologi lainnya.
Dengan
menentukan suhu ketika badai es terbentuk, tim peneliti menemukan bahwa bakteri
menyebabkan terbentuknya es pada suhu yang lebih hangat ketimbang biasanya. Sebelumnya,
tim yang dipimpin oleh Christner menemukan bahwa bakteri patogen Pseudomonas
syringae memegang peran penting dalam pembentukan salju di seluruh dunia,
termasuk di Antartika. Patogen diketahui sangat bagus dalam membentuk es pada
temperatur di bawah normal maupun titik beku air.
Bakteri
dilengkapi zat khusus yang mampu mengikat molekul air. Selanjutnya, bakteri
dengan mudah membentuk partikel es. Ketika di darat, bakteri menggunakan es ini
untuk merusak pohon. Akibatnya, kulit pohon dan selnya terbuka dan bakteri
dengan mudah masuk ke dalam pohon
4.
BADAI
API
Badai api yang
sering juga disebut setan api atau tornado api, merupakan fenomena alam yang
jarang terjadi. Badai api biasanya terjadi dalam kondisi suhu dan arus udara
memungkinkan untuk membentuk gerakan vertikal yang berputar layaknya badai
tornado biasa namun yang unik dalam badai api, pusaran ini akan terbentuk dari api
yang dapat terpisah langsung dari sumber api yang terbakar sehingga memungkin
pusaran badai api ini bergerak menjauhi sumber api dan membakar area disekitarnya
hingga menjadi abu. Pasalnya temperatur di pusat inti tornado api ini bisa
mencapai lebih dari 1000 derajat celsius.
Fenomena
tornado api ini terjadi pada daratan kering dan cuaca panas yang dapat
menimbulkan kebakaran. Misalnya di padang rumput atau hutan yang mengalami
kekeringan panjang atau sedang terbakar.
Proses
terjadinya tornado api adalah udara diatas lahan yang terbakar ini akan memanas
dan bergerak keatas, udara yang lebih dingin dari daerah disekitarnya berebut
masuk mengisi udara yang kosong. Sementara angin yang panas terus-menerus di
daur ulang sambil terus bergerak keatas dalam kecepatan yang mengagumkan. Angin
yang menuju ke atas dapat mencapai suatu titil pemicu yang dapat memunculkan
badai api. Pada titik ini api yang terbakar didaratan akan tersedot ke atas.
Setelah
terbentuk, tornado api akan sulit untuk dipadamkan. Satu-satunya cara hanyalah
menunggu semua udara habi tersedot dan sampai pada akhirnya tornado api padam
dan menciptakan hujan hitam.
5.
BADAI
PETIR
Sebuah badai
petir, juga disebut badai listrik, badai guntur atau badai-p, merupakan bentuk
cuaca yang dikenali dari munculnya guntur dan petir
Badai petir
bisa terjadi di seluruh dunia, bahkan di wilayah kutub sekalipun, dengan
frekuensi terkuat di daerah hutan hujan tropis, dimana mereka terjadi setiap
hari. Kampala dan Tororo di Uganda telah dianggap sebagai tempat paling banyak
petir di Bumi, gelar ini juga diberikan pada Bogor di Jawa, Indonesia atau
Singapura.
Badai petir
terjadi karena adanya persebaran listrik dan kilat yang muncul di akibatkan
oleh banyaknya awan kumulonimbus. Petir terjadi akibat adanya tegangan listrik
yang terbentuk didalam badai berkaitan dengan
pergerakan butir-butir air yang diterbangkan oleh angin. Badai ini kerap
diikuti hujan yang amat deras, hujan es dan tornado. Para peniliti menemukan
tiga sebab yang menjelaskan mengapa badai begitu sering muncul diperkotaan,
sebab pertama karena kota-kota menghasilkan temperature suhu yang lebih panas
antara dua hingga lima derajat Fahrenheit daripada tanah tanpa bangunan. Panas
tambahan ini rupanya menjadi bahan bakar bagi petir tersebut. Penyebab yang
kedua adalah, karena banyaknya gedung pencakar langit, gedung tersebut ternyata
berpengaruh sebagai penahan laju gerak
angin, yang menghalangi gerak bebas angin. Akibatnya, udara menjadi semakin
hangat lalu semakin banyak mengikat air ditambah curah hujan yang semakin
tinggi. Dan penyebab yang terakhir Sebab terakhir adalah erosol. Atau polusi
udara, pertikel-partikel dari polusi udara ini jelas lebih tinggi hingga
menyebabkan bertambahnya permukaan suhu udara serta mempercepat kilat
menyambar.
Beberapa badai
petir terkuat dan berbahaya terjadi di Amerika Serikat terutama di Midwest dan
negara bagian selatan. Badai tersebut dapat membuat sebuah tornado. Setiap
musim semi, pemburu badai pergi ke Great Plains Amerika Serikat dan Canadian
Prairies untuk menjelajah aspek visual dan ilmiah badai dan tornado.
6.
BADAI
METEOR (HUJAN METEOR)
Hujan meteor
adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar
pada langit malam. Meteor ini terjadi karena adanya serpihan benda luar angkasa
yang dinamakan meteoroid, yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.
Ukuran meteor
umumnya hanya sebesar sebutir pasir, dan hampir semuanya hancur sebelum
mencapai permukaan Bumi. Serpihan yang mencapai permukaan Bumi disebut
meteorit. Hujan meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah
komet dan melalui serpihannya.
Penyebab
terjadinya hujan meteor ini adalah diakibatkan adanya pertemuan lintasan orbit
komet dan lintasan orbit bumi. Dimana hal ini terjadi karena lintasan orbit
membentuk konsep elips, yang memungkinkan adanya pertemuan waktu kedua orbit
saling berdekatan. Pada saat berdekatan itulah muncul energi yang bisa
menyebabkan gesekan.
Pada saat
berdekatan itulah, volume meteor yang masuk ke atmosfir bumi mengalami
peningkatan secara pesat. Dengan meningkatnya volume secara mendadak itulah,
meteor menjadi kehilangan daya untuk mempertahankan tetap berada pada satu
lintasan orbit sehingga pada akhirnya menyebabkan terjadinya hujan meteor
disebagian wilayah bumi.
Hujan meteor
bisa diprediksi kapan akan terjadi dan kemungkinan akan terjadi di belahan
bumi. Untuk menentukan kapan akan terjadinya hujan meteor, bukanlah sebuah
perhitungan yang sangat rumit. Pada dasarnya penentuan terjadinya hujan meteor
mengacu kepada dua keadaan yaitu perhitungan lintasan orbit bumi dan komet.
Dari perhitungan lintas orbit bumi dan komet inilah akan ditemukan satu saat
dimana lintasan orbit bumi dan komet membentuk elips dan saling mendekat.
Seperti
diketahui pada saat terjadinya pertemuan kedua perlintasan antara orbit bumi
dan komet itulah yang menyebabkan munculnya perubahan volume komet secara
mendadak dan dalam jumlah yang besar. Perubahan
volume ini yang menyebabkan komet berjatuhan ke atmosfir bumi. Secara umum
menurut perhitungan, pertemuan lintasan orbit bumi dan komet itu terjadi antara tanggal 1
oktober sampai dengan 1 desember. Pada rentang waktu
tersebut merupakan saat dimana terjadinyaperistiwa orbit bumi dan komet saling
berdekatan bahkan ada yang sampai saling bertemu. Dengan demikian pada rentang
waktu itu pula bisa diprediksikan akan terjadinya peristiwa hujan meteor.
Sementara pada
tanggal 1 januari sampai 1 april, biasanya interval hujan meteor sangat jarang
terjadi. Kondisi ini terjadi karena pada rentang waktu tersebut, lintasan orbit
bumi dan komet dalam posisi yang saling berjauhan. Sehingga kecil kemungkinan
akan terjadinya peningkatan volume meteor secara mendadak yang menjadi salah
satu sebab terjadinya hujan meteor.
Sekalipun hujan
meteor tidak membahayakan penduduk bumi, namun sebagai fenomena alam yang
terjadi secara periodik, tetap saja harus diwaspadai terutama karena sulit
sekali para ahli menentukan besaran masing masing meteor. Bahkan dengan
menggunakan hukum gesekan yang menyebabkan meteor terpecah belah ketika masuk
atmosfir bumi, tidak secara pasti pula bisa ditentukan sebesar apa pecahan
terkecil meteor yang bisa sampai ke bumi.
7.
BADAI
MAGNETIK (BADAI MATAHARI)
Badai
Matahari yaitu ledakan menakutkan yang
terjadi di matahari, serta mengirim jutaan sampai milyaran ton material yang
tidak bermuatan yang juga disebut plasma, ke luar angkasa dengan kecepatan kian
lebih satu juta mil per jam. Awan plasma membawa bidang magnetik yang kuat,
waktu awan bermagnet itu meraih bumi 1 hari atau tiga hari, sebanyak dayanya
terendapkan didalam magnetosfir bumi.
Wajarnya,
magnetosfir bumi menahan angin matahari yang mengakibatkan kerusakan dan
melindungi lingkungan. Tetapi badai matahari punya potensi menjadikan masalah
untuk dampak pelindung ini dan membuahkan lebih dari satu cuaca luar angkasa,
yang efeknya dapat mengakibatkan kerusakan susunan luas sistem teknologi,
terhitung satelit operasi, komunikasi, navigasi dan jaringan listrik.Sebagai
pusat peredaran planet-planet di tata surya, matahari merupakan sumber energi
bagi makhluk di bumi. Energi itu dihasilkan dari reaksi termonuklir untuk
mengubah hidrogen menjadi helium yang terjadi di dekat inti matahari. Suhu di
bagian pusat matahari yang terdiri dari gas berkerapatan 100 kali kerapatan air
di bumi itu, mencapai 15 juta derajat Celsius.
Di dalam perut
matahari terjadi rotasi dan aliran massa atau konveksi yang memengaruhi gaya
magnetnya. Pada aktivitas tinggi, gaya magnet ini bisa terpelintir atau berpusar
hingga menembus permukaan matahari membentuk kaki-kaki, yang tampak bagai
bintik hitam.
Bintik hitam
matahari memiliki diameter sekitar 32.000 kilometer, umumnya terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian dalam yang disebut umbra, berdiameter 13.000 km atau seukuran
diameter rata-rata bumi dan bagian luar disebut penumbra yang garis tengahnya
kurang lebih 19.000 km. Suhu penumbra lebih panas dan warnanya lebih cerah
dibanding umbra.
Suhu gas yang
terbentuk di lapisan fotosfer dan kromosfer di atas kelompok bintik hitam itu
naik sekitar 800º Celsius di atas suhu normalnya. Akibatnya, gas ini
memancarkan sinar lebih besar dibandingkan dengan gas di sekelilingnya.
Badai matahari
bisa menyebabkan lonjatan tenaga lisrik hingga miliaran watt. Bila sampai ke
bumi, pancarannya akan memengaruhi medan magnet bumi yang selanjutnya berdampak
pada sistem satelit, listrik, dan frekuensi radio. Bumi terancam kehilangan
daya listrik. Badai matahari merupakan siklus biasa yang terjadi setiap 11
tahun. Namun, siklus itu diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2012-2013.
Berdasarkan
prediksi tersebut, sejumlah badan antariksa telah berupaya menyiapkan sejumlah
strategi menghadapi badai matahari. Strategi untuk mengantisipasi hilangnya
daya listrik, satelit, dan frekuensi radio yang menopang kehidupan masyarakat
modern masa kini.
Badai matahari
pernah melanda bumi pada 1 September 1859. Namun, kala itu tak terlalu
berdampak karena kehidupan di masa itu belum ditopang listrik.
8.
BADAI
KATRINA
Badai Katrina
(juga Topan Katrina atau Hurikan Katrina) adalah sebuah siklon tropis besar
yang melanda wilayah tenggara Amerika Serikat pada 24–31 Agustus 2005 dan
menyebabkan kerusakan yang besar. Lebih dari 200.000 km² (seukuran Britania
Raya) wilayah tenggara AS terpengaruh badai ini, termasuk Louisiana,
Mississippi, Alabama, Florida, dan Georgia. Awalnya terbentuk pada 24 Agustus
2005, Katrina mempunyai tekanan pusat minimum sebesar 918 mb, sehingga merupakan
sistem bertekanan tertinggi ketiga dalam sejarah Amerika Serikat.
Kerusakan yang
diakibatkannya—hingga kini terhitung dapat mencapai US$200 miliar—diperkirakan
menjadikannya badai Atlantik termahal dalam sejarah AS. Hurikan ini menyebabkan
mati listrik yang memengaruhi sekitar 1 juta jiwa di Louisiana, Mississippi and
Alabama, dan banjir besar di wilayah New Orleans. Hingga 3 September,
diperkirakan setidaknya 1289 orang telah meninggal dunia; 1029 orang secara
langsung dan 260 lainnya secara tidak langsung. Jumlah ini diyakini akan terus
meningkat.
Akibat bencana
ini, terjadi penjarahan dan penodongan di berbagai tempat. Sekitar
25.000–60.000 warga New Orleans awalnya dievakuasi ke stadion Superdome. Saat
mereka sedang dipindahkan dari Superdome ke Astrodome di Houston, Texas karena
keadaan di Superdome yang sudah tidak layak ditinggali lagi, helikopter yang
direncanakan membawa para warga untuk evakuasi sempat ditembaki orang-orang tak
dikenal. Pemerintah Federal Amerika Serikat akhirnya mengerahkan 25.000
prajurit dan para veteran dari Irak untuk menjaga keamanan di New Orleans dan
sekitarnya.
Selain itu,
produksi minyak mentah AS di Teluk Meksiko juga hampir terhenti seluruhnya,
sehingga harga minyak sempat mencapai rekor tertinggi pada US$70. Secara tidak
langsung, mata uang Indonesia, rupiah, yang sedang berada dalam posisi lemah
saat itu, juga sempat makin terpuruk akibat naiknya harga minyak ini.
9.
BADAI
EL NINO DAN LA NINA
El Nino
merupakan suatu fenomena perubahan iklim yang secara global yang diakibatkan
karena memasnasnya suhu di permukaan air laut Pasifik bagian timur. terjadinya
El Nino ini dapat diketahui secara kasat mata oleh orang- orang. Orang yang
paling sering melihat peristiwa El Nino ini terjjadi adalah para nelayan dari
Peru ataupun Ekuador. Biasanya peristiwa seperti ini akan berlangsung menjelang
bulan Desember.
Dalam bahasa
latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi
dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan
Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. Pada
saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra
Pasifik menguat (Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat). Sehingga massa air
hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air
dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang
berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa
air itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La
Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.
El Nino ini
akan terjadi jika suhu yang berada di perairan di pasifik tengah dan timur
menjadi lebih panas. Biasanya El Nino ini akan terjadi pada bulan Desember.
Rata- rata, El Nino ini akan terjadi sekitar empat tahun satu kali. Hingga saat
ini, El Nino tercatat sudah terjadi selama 23 kali.
Sedangkan La
Nina ini terjadi dalam waktu yang sulit untuk diperkirakan, tidak seperti El
Nino. Tidak seperti El Nino yang rata- rata teradi selama empat tahun sekali,
La Nina ini masa terjadinya lebih lama yakni antara enam higga tujuh tahun
sekali. Hingga saat ini tercatat La Nina terjadi sebanyak 15 kali.
No comments:
Post a Comment