Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional,
turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau
kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut
penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan,
dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat,
baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak
digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek
samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi
lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar,
rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak
dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa kita telah terkenal
pandai meracik jamu dan obat-obatan tradisional. Beragam jenis tumbuhan,
akar-akaran, dan bahan-bahan alamiah lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Ramuan-ramuan itu digunakan pula untuk menjaga
kondisi badan agar tetap sehat, mencegah penyakit, dan sebagian untuk
mempercantik diri. Kemahiran meracik bahan-bahan itu diwariskan oleh nenek
moyang kita secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya,
hingga ke zaman kita sekarang.
Di berbagai daerah di tanah air, kita menemukan berbagai kitab yang
berisi tata cara pengobatan dan jenis-jenis obat tradisional. Di Bali,
misalnya, ditemukan kitab usadha tuwa, usadha putih, usadha tuju, dan usadha
seri yang berisi berbagai jenis obat tradisional. Dalam cerita rakyat seperti
cerita Sudamala, dikisahkan bagaimana Sudamala berhasil menyembuhkan mata
pendeta Tambapetra yang buta.
Bukti sejarah ditunjukkan pada penemuan prasasti tujuh Yupa pada abad ke
5 masehi di Kalimantan Timur, yang bertuliskan huruf Palawa menggunakan bahasa
Sanskerta. Diduga masyarakat Indonesia sudah mengenal ilmu meracik dan minum
minuman jamu. Bukti lain sejarah tertua dalam pemanfaatan ramuan tumbuhan obat
dapat disaksikan ukir-ukiran relief pada Candi borobudur berbagai kenis tanaman
obat endemik yang sudah dipakai masyarakat sekitar candi pada saat itu, beserta
peracikan, minum jamu, perawatan kesehatan tubuh luar dan dalam. Pada masa
kerajaan-kerajaan di Indonesia, pengetahuan mengenai formulasi Bab kawruh jampi Jawi oleh keraton Surakarta
yang dipubliskan pada tahun 1858 dan terdiri dari 1734 formulasi herbal.
Di tengah-tengah serbuan obat-obatan modern, jamu dan ramuan tradisional
tetap menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat kita. Tidak hanya masyarakat
di pedesaan, masyarakat di perkotaan pun mulai mengkonsumsi obat-obatan
tradisional ini. Diberbagai pelosok tanah air, dengan mudah kita menjumpai para
penjual jamu gendong berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman sehat dan
menyegarkan. Demikian pula, kios-kios jamu tersebar merata di seluruh penjuru
tanah air. Jamu dan obat-obatan tradisional, telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat kita.
Manfaat Obat Tradisional
Selama ini, pembangunan kesehatan meletakkan ilmu pengobatan Barat
(modern) sebagai dasar sistem kesehatan nasional, begitu pula berbagai
peraturan dan kebijakan lebih banyak menyangkut obat-obatan modern. Di lain
pihak, merujuk pada filosofi pengobatan Timur, eksistensi manusia tidak
terpisah dari unsur alam semesta, yang meliputi air, api, tanah dan udara.
Keberadaan manusia di tengah kehidupan harus dipandang secara holistik. Ketika
manusia terganggu kesehatannya, harmoni kehidupannyapun terganggu. Pada saat
inilah manusia membutuhkan obat untuk memulihkan kesehatannya.
Berbicara mengenai obat alami, sumber penggunaannya dapat ditelusuri dari
budaya dan konsep kesehatan dari beberapa prinsip pandang di antaranya
Ayurveda, Cina dan Unani-Tibb (Wijesekera, 1991)
Sistem Ayurveda yang berkembang di India dan kawasan Asia Tenggara
menganut konsep pemulihan kesehatan berdasarkan pengembalian (restorasi) dan
menjaga keseimbangan tubuh pada keadaan normal. Sistem Cina, yang berkembang di
Cina, Jepang, Korea dan Taiwan, pada intinya menekankan pada pengembalian
hubungan fungsional yang dinamis antar organ tubuh. Sedangkan sistem Unani-Tibb
yang berkembang di Timur Tengah terutama Mesir dan Turki, berdasarkan konsep
terapi yang sistematis. Di Indonesia sendiri, landasan ilmiah konsep pengobatan
tradisional belum didokumentasikan secara sistematis, namun manfaatnya telah
dirasakan terutama oleh masyarakat yang hidupnya jauh dari fasilitas pengobatan
modern.
Penggunaan tanaman obat di kalangan masyarakat sangat luas, mulai untuk
bahan penyedap hingga bahan baku industri obat-obatan dan kosmetika. Namun, di
dalam sistim pelayanan kesehatan masyarakat, kenyataannya peran obat-obat alami
belum sepenuhnya diakui, walaupun secara empiris manfaat obat-obat alami
tersebut telah terbukti. Sebagai salah satu contoh adalah penggunaan jamu
sebagai obat kuat, obat pegal linu, mempertahankan keayuan, pereda sakit saat
datang bulan dan lain-lain, menyiratkan penggunaan jamu yang sangat luas di
masyarakat. Memang disadari, bahwa produksi jamu belum banyak tersentuh oleh
hasil-hasil penelitian karena antara lain disebabkan para produsen jamu pada
umumnya masih berpegang teguh pada ramuan yang diturunkan turun-temurun.
Akibatnya, hingga saat ini obat tradisional masih merupakan bahan pengobatan
alternatif di samping obat modern.
Dengan adanya krisis moneter yang melanda Indonesia dan berlanjut menjadi
krisis ekonomi yang berkepanjangan, berdampak pada melonjaknya harga
obat-obatan modern secara drastis oleh karena lebih dari 90% bahan bakunya
tergantung impor. Obat tradisional, yang merupakan potensi bangsa Indonesia,
oleh karena itu dapat ikut andil dalam memecahkan permasalahan ini dan sekaligus
memperoleh serta mendayagunakan kesempatan untuk berperan sebagai unsur dalam
sistem pelayanan kesehatan masyarakat, terlebih-lebih dengan adanya kebijakan
Menteri Kesehatan RI tahun 1999 untuk mengembangkan dan memanfaatkan tanaman
obat asli Indonesia untuk kebutuhan farmasi di Indonesia.
Jenis-Jenis Tanaman Obat
Di Indonesia, ada banyak sekali jenis tanaman obat yang dapat kita
manfaatkan. Tanaman obat ini tentunya memiliki banyak jenis dan manfaat yang
berbeda-beda mulai dari mengobati penyakit yang terbilang ringan hingga
penyakit yang berat. Tanaman obat juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan
sehari-hari seperti sebagai bumbu untuk memasak. Dibawah ini adalah beberapa
tanaman obat yang bisa digunakan sebagai obat tradisional berserta khasiatnya:
1.
Temulawak
Tanaman
obat yang satu ini memiliki nama latin Curcumamaxanthorrhiza.
Temulawak memiliki manfaat untuk menambah nafsu makan, mengobati Hepatitis
B, kurang darah atau anemia juga mengurangi jerawat. Selain itu sebagai
antioksidan, anti keracunan empedu atau anti radang dan mencegah kanker hati
2.
Pasak Ali
Pasak
ali adalah anaman obat yang banyak tumbuh di daerah kalimantan dan dapat
mengatasi masalah ejakulasi dini. Saat ini banyak obat herbal dari bahan
tanaman obat yang memiliki nama latin eurycpoma
Longifolia Jack.
3.
Lengkuas
Tanaman
obat dan khasiatnya yang juga perlu diketahui yaitu lengkuas. Lengkuas tidak
hanya dijadikan sebagai penyedap rasa dari masakan, tapi juga mampu mengobati
berbagai penyakit seperti tumor, limfa, sakit kepala, rematik, radang dan
diare. Dalam bahasa Latin lengkuas adalah Alpina Purpurata.
4.
Mengkudu
Mengkudu
dalam bahasa Latin adalah Morinda Citrifolia. Tanaman yang satu ini juga
termasuk dalam tanaman obat, karena memiliki banyak khasiat. Mengkudu dapat
mencegah maupun mengobati penyakit kronis, salah satunya yaitu jantung koroner.
5.
Asam
Asam
adalah jenis tamanan obat yang biasa dijadikan minuman. Asam berkhasiat untuk
mengobati batu, sariawan dan juga mampu sebagai pelangsing. Nama Latin dari
tanaman ini adalah Tamarindus Indica.
6.
Lidah Buaya
Sejak
dulu lidah buaya sudah digunakan untuk kecantikan seperti mengobati jerawat,
menghilangkan noda hitam diwajah dan menghitamkan rambut. Tanaman hijau ini
memiliki nama Aleo barbadensisi dalam bahasa Latin dan disebut juga dengan Aleo
Vera.
7.
Jarak
Tanaman
jarak dalam bahasa Latin disebut Ricinus Communis. Jarak berfungsi sebagai anti
rematik. Biji jarak yang memiliki rasa manis dan pedas juga bermanfaat untuk
mengobati Hernia, kanker rahim, TBC dan rematik. Namun harus waspada dalam
mengkonsumsinya sebagai obat. Karena jika terlalu banyak dapat menyebabkan
keracunan.
No comments:
Post a Comment