Friday, September 30, 2016

Sejarah, Jenis dan Manfaat Obat Tradisional Indonesia

Posted by Unknown on Friday, September 30, 2016


Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.

Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa kita telah terkenal pandai meracik jamu dan obat-obatan tradisional. Beragam jenis tumbuhan, akar-akaran, dan bahan-bahan alamiah lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Ramuan-ramuan itu digunakan pula untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat, mencegah penyakit, dan sebagian untuk mempercantik diri. Kemahiran meracik bahan-bahan itu diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya, hingga ke zaman kita sekarang.
Di berbagai daerah di tanah air, kita menemukan berbagai kitab yang berisi tata cara pengobatan dan jenis-jenis obat tradisional. Di Bali, misalnya, ditemukan kitab usadha tuwa, usadha putih, usadha tuju, dan usadha seri yang berisi berbagai jenis obat tradisional. Dalam cerita rakyat seperti cerita Sudamala, dikisahkan bagaimana Sudamala berhasil menyembuhkan mata pendeta Tambapetra yang buta.
Bukti sejarah ditunjukkan pada penemuan prasasti tujuh Yupa pada abad ke 5 masehi di Kalimantan Timur, yang bertuliskan huruf Palawa menggunakan bahasa Sanskerta. Diduga masyarakat Indonesia sudah mengenal ilmu meracik dan minum minuman jamu. Bukti lain sejarah tertua dalam pemanfaatan ramuan tumbuhan obat dapat disaksikan ukir-ukiran relief pada Candi borobudur berbagai kenis tanaman obat endemik yang sudah dipakai masyarakat sekitar candi pada saat itu, beserta peracikan, minum jamu, perawatan kesehatan tubuh luar dan dalam. Pada masa kerajaan-kerajaan di Indonesia, pengetahuan mengenai formulasi Bab kawruh jampi Jawi oleh keraton Surakarta yang dipubliskan pada tahun 1858 dan terdiri dari 1734 formulasi herbal.
Di tengah-tengah serbuan obat-obatan modern, jamu dan ramuan tradisional tetap menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat kita. Tidak hanya masyarakat di pedesaan, masyarakat di perkotaan pun mulai mengkonsumsi obat-obatan tradisional ini. Diberbagai pelosok tanah air, dengan mudah kita menjumpai para penjual jamu gendong berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman sehat dan menyegarkan. Demikian pula, kios-kios jamu tersebar merata di seluruh penjuru tanah air. Jamu dan obat-obatan tradisional, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kita.

Manfaat Obat Tradisional
Selama ini, pembangunan kesehatan meletakkan ilmu pengobatan Barat (modern) sebagai dasar sistem kesehatan nasional, begitu pula berbagai peraturan dan kebijakan lebih banyak menyangkut obat-obatan modern. Di lain pihak, merujuk pada filosofi pengobatan Timur, eksistensi manusia tidak terpisah dari unsur alam semesta, yang meliputi air, api, tanah dan udara. Keberadaan manusia di tengah kehidupan harus dipandang secara holistik. Ketika manusia terganggu kesehatannya, harmoni kehidupannyapun terganggu. Pada saat inilah manusia membutuhkan obat untuk memulihkan kesehatannya.
Berbicara mengenai obat alami, sumber penggunaannya dapat ditelusuri dari budaya dan konsep kesehatan dari beberapa prinsip pandang di antaranya Ayurveda, Cina dan Unani-Tibb (Wijesekera, 1991)
Sistem Ayurveda yang berkembang di India dan kawasan Asia Tenggara menganut konsep pemulihan kesehatan berdasarkan pengembalian (restorasi) dan menjaga keseimbangan tubuh pada keadaan normal. Sistem Cina, yang berkembang di Cina, Jepang, Korea dan Taiwan, pada intinya menekankan pada pengembalian hubungan fungsional yang dinamis antar organ tubuh. Sedangkan sistem Unani-Tibb yang berkembang di Timur Tengah terutama Mesir dan Turki, berdasarkan konsep terapi yang sistematis. Di Indonesia sendiri, landasan ilmiah konsep pengobatan tradisional belum didokumentasikan secara sistematis, namun manfaatnya telah dirasakan terutama oleh masyarakat yang hidupnya jauh dari fasilitas pengobatan modern.
Penggunaan tanaman obat di kalangan masyarakat sangat luas, mulai untuk bahan penyedap hingga bahan baku industri obat-obatan dan kosmetika. Namun, di dalam sistim pelayanan kesehatan masyarakat, kenyataannya peran obat-obat alami belum sepenuhnya diakui, walaupun secara empiris manfaat obat-obat alami tersebut telah terbukti. Sebagai salah satu contoh adalah penggunaan jamu sebagai obat kuat, obat pegal linu, mempertahankan keayuan, pereda sakit saat datang bulan dan lain-lain, menyiratkan penggunaan jamu yang sangat luas di masyarakat. Memang disadari, bahwa produksi jamu belum banyak tersentuh oleh hasil-hasil penelitian karena antara lain disebabkan para produsen jamu pada umumnya masih berpegang teguh pada ramuan yang diturunkan turun-temurun. Akibatnya, hingga saat ini obat tradisional masih merupakan bahan pengobatan alternatif di samping obat modern.

Dengan adanya krisis moneter yang melanda Indonesia dan berlanjut menjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan, berdampak pada melonjaknya harga obat-obatan modern secara drastis oleh karena lebih dari 90% bahan bakunya tergantung impor. Obat tradisional, yang merupakan potensi bangsa Indonesia, oleh karena itu dapat ikut andil dalam memecahkan permasalahan ini dan sekaligus memperoleh serta mendayagunakan kesempatan untuk berperan sebagai unsur dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat, terlebih-lebih dengan adanya kebijakan Menteri Kesehatan RI tahun 1999 untuk mengembangkan dan memanfaatkan tanaman obat asli Indonesia untuk kebutuhan farmasi di Indonesia.

Jenis-Jenis Tanaman Obat
Di Indonesia, ada banyak sekali jenis tanaman obat yang dapat kita manfaatkan. Tanaman obat ini tentunya memiliki banyak jenis dan manfaat yang berbeda-beda mulai dari mengobati penyakit yang terbilang ringan hingga penyakit yang berat. Tanaman obat juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari seperti sebagai bumbu untuk memasak. Dibawah ini adalah beberapa tanaman obat yang bisa digunakan sebagai obat tradisional berserta khasiatnya:

1.      Temulawak

Tanaman obat yang satu ini memiliki nama latin Curcumamaxanthorrhiza. Temulawak memiliki manfaat untuk menambah nafsu makan, mengobati Hepatitis B, kurang darah atau anemia juga mengurangi jerawat. Selain itu sebagai antioksidan, anti keracunan empedu atau anti radang dan mencegah kanker hati

2.      Pasak Ali

Pasak ali adalah anaman obat yang banyak tumbuh di daerah kalimantan dan dapat mengatasi masalah ejakulasi dini. Saat ini banyak obat herbal dari bahan tanaman obat yang memiliki nama latin eurycpoma Longifolia Jack.

3.      Lengkuas

Tanaman obat dan khasiatnya yang juga perlu diketahui yaitu lengkuas. Lengkuas tidak hanya dijadikan sebagai penyedap rasa dari masakan, tapi juga mampu mengobati berbagai penyakit seperti tumor, limfa, sakit kepala, rematik, radang dan diare. Dalam bahasa Latin lengkuas adalah Alpina Purpurata.

4.      Mengkudu

Mengkudu dalam bahasa Latin adalah Morinda Citrifolia. Tanaman yang satu ini juga termasuk dalam tanaman obat, karena memiliki banyak khasiat. Mengkudu dapat mencegah maupun mengobati penyakit kronis, salah satunya yaitu jantung koroner.

5.      Asam

Asam adalah jenis tamanan obat yang biasa dijadikan minuman. Asam berkhasiat untuk mengobati batu, sariawan dan juga mampu sebagai pelangsing. Nama Latin dari tanaman ini adalah Tamarindus Indica.

6.      Lidah Buaya

Sejak dulu lidah buaya sudah digunakan untuk kecantikan seperti mengobati jerawat, menghilangkan noda hitam diwajah dan menghitamkan rambut. Tanaman hijau ini memiliki nama Aleo barbadensisi dalam bahasa Latin dan disebut juga dengan Aleo Vera.

7.      Jarak


Tanaman jarak dalam bahasa Latin disebut Ricinus Communis. Jarak berfungsi sebagai anti rematik. Biji jarak yang memiliki rasa manis dan pedas juga bermanfaat untuk mengobati Hernia, kanker rahim, TBC dan rematik. Namun harus waspada dalam mengkonsumsinya sebagai obat. Karena jika terlalu banyak dapat menyebabkan keracunan. 

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment