Monday, October 3, 2016

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Posted by Unknown on Monday, October 3, 2016






Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensipendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat 

Adapun pengertian psikologi menurut beberapa ahli antara lain:
1.        Psikologi pendidikan Menurut Pandangan Democritus
Democritus, filsuf pertama yang menekankan pentingnya pengaruh lingkungan dan suasana rumah terhadap perkembangan kepribadian seseorang sehingga lingkungan dan suasana rumah perlu dibina sebaik mungkin agar suasananya kondusif (menguntungkan) bagi perkembangan anak.

2.        Psikologi pendidikan Menurut Pandangan Plato dan Aristoteles
Plato dan Aristoteles mengembangkan sistem pendidikan berdasarkan pada prinsip-prinsip psikologi. Mereka menulis tentang model-model pendidikan yang diperuntukkan bagi kelompok masyarakat yang berbeda-beda.

3.        Psikologi pendidikan Menurut pandangan John Locke
Menurut Locke, seluruh pengetahuan pada hakikatnya berasal dari pengalaman. Apa yang kita ketahui melalui pengalamanitu bukanlah objek atau benda yang hendak kita ketahui itu sendiri, melainkan hanya kesan-kesan pada pancaindra kita.

4.        Psikologi pendidikan Menurut B.F. Skinner
Menurut B.F. Skinner psikologi pendidikan adalah bahwa cabang psikologi yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Sejarah Singkat Terbentuknya Psikologi Pendidikan
Esensi psikologi telah ada jauh sebelum istilah “psikologi” itu sendiri lahir sebagaimana diperkenalkan oleh Rudolph Goclenius pada tahun 1590. Sampai dengan akhir abad ke-19, psikologi dipandang sebagai bagian dari filsafat dan ilmu faal. Studi psikologi dalam konteks filsafat telah ada sejak peradaban Mesir, Yunani, Cina, india dan persia kuno. Tulisan-tulisan filsuf yunani kuno, seperti Tales, Plato, dan Aristoteles merupkan karya akademik terpenting dalam sejarah pemikiran psikologi selanjutnya.

Para filsuf atau ahli filsafat Yunani kuno telah memikirkan gejala-gejala kejiwaan. Produk pemikiran mereka tentang masalah ini adalah berupa hasil penalaran tingkat tinggi atau naturalistik, karena saat itu belum ada pembuktian secara empiris atau ilmiah , apalagi penelitian eksprimental seperti sekarang. Gejala-gejala kejiwaan kejiwaan mereka jelaskan melalui mitologi, misalnya sebagaimana termuat dalam Mitologi Yunani.

Pada awal abad XIX psikolog mengalami kemajuan yang cukup pesat. Gustaf Tehodore Fechner dan Ernest Heinrich Weber menemukan hukum pengindraan melalui eksperimen yang dipublikasikan pada tahun 1860 dalam buku Element of Psikologi. Pada tahun 1600, juhann Amos Comenius, teolog dan pendidik dari Ceko memperkenalkan alat bantu visual dan menyatakan bahwa memahami lebih merupakan tujuan pengajaran ketimbang menghafal.


Dalam alur sejarah perkembangan psikologi, sumbangsih para sarjana ilmu faal yang memiliki minat terhadap gejala-gejala kejiwaan sangat bermakna. Mereka mengadakan teori-teori tentang reflektif, dan kemudian memunculakn aliran behaviorisme.

Perkembangan selanjutnya dari teori gestalt adalah munculnya teori medan dari kurt Lewin. Kurt Lewin yang awalnya tertarik pada paham gestalt ini kemudian mengkritiknya karena di nilainya tidak adekuat. Aliran psikoanalisa yang lahir kemudian sangant besar pengaruhnya bagi perkembangan psikologi era modern ini.

Pada sisi lain, tahun 1883 berdiri laboratorium serupa di Universitas  John Hopkins. Ajaran Wundt kemudian dicoba untuk didesiminasikan di Amerika Serikat. Adalah Edward Bradford Tichener yang menyebarluaskan ajaran-ajaran Wundt itu di negeri paman sam ini. Salah seorang siswa Wiliam James, Edward L Thrndike menulis teks psikologi pendidikan pertama pada tahun 1903 dan mendirikan jurnal psikologi pendidikan tahun 1910. Perkembangan di bidang pendidikan terus menjadi terkait erat dengan psikolog pada paruh pertama abad kedua puluh.

Perkembangan Psikologi Pendidikan pada permulaan abad ke-20 ditandai penelitian-penelitian psikologi yang lebih khusus yang memberikan dampak besar terhadap teori-teori dan praktek pendidikan. Tokohnya antara lain adalah Termann, Thorndike, dan Jude. Aliran-aliran Psikologi yang berkembang pada permulaan abad ke-20 yang mempelajari perilaku dan proses belajar dari sudut pandang yang berbeda-beda, juga telah memberikan penagaruh terhadap perkembangan teori dan praktek pendidikan, seperti : Behaviorisme (Watson), Psikoanalisis (Freud), dan Gestalt(Kohler,Koffka). Teori-teori ini tidak ada yang terbaik karena sifatnya komplementer atau melengkapi.

Pengujian, pengklasifikasian, dan penilaian pertimbangan metode-metode pendidikan telah dilakukan beberapa abad sebelum lahirnya psikologi pada akhir tahun 1800-an. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh ahli-ahli filsafat pendidikan seperti Democritos, Quantilian, Vives, dan Cominius. Oleh karena itu, psikologi pendidikan tidak dapat mengakui sebagai yang pertama yang melakuakan analisis sistematis proses pendidikan. Namun aspirasi-aspirasi tentang disiplin baru berhenti pada aplikasi metode-metode ilmiah mengenai observasi dan eksperimentasi untuk masalah-masalah pendidikan. Bahkan pada tahun-tahun awal disiplin ilmu ini, para ahli psikologi pendidikan, mengemukakan ketebatasan pendekatan baru ini.

William James, pemuka ahli psikologi Amerika, mengemukakan dalam seri kuliahnya yang terkenal, bahwa psikologi adalah ilmu, sedangkan mengajar adalah seni atau kiat, dan ilmu tidak pernah menurunkan langsung seni atau kiat diluar keilmuannya sendiri. Suatu pemikiran inventif intermediet harus membuat aplikasi itu, dengan menggunakan keasliannya sebagai sebuah ilmu pengetahuan. Dalam bukunya yang berjudul “Principles of Psychology” William James menyarankan untuk melakukan pendekatan fungsional dalam psikologi (lawan psikologi struktural – Wundt). Fungsionalisme dalam psikologi adalah cara pendekatan yang menganggap bahwa kesadaran terhadap gejala-gejala mental adalah hal yang utama.

Seiring perkembangan sains dan tekhnologi, akhirnya lahir dan berkembanglah secara resmi psikologi pendidikan. Menurut David pada umumnya para ahli memandang bahwa Johann Friedrich Herbart adalah bapak  psikologi pendidikan yang konon menurut sebagian anli masih merupakan disiplin sempalan psikologi lainnya. Herbart adalah seorang filosof dan pengarang kenamaan yang lahir di Oldenburg, dalam pandangan Hertbart proses atau memahami sesuatu tergantung pada pengenalan individu terhadap hubungan – hubungan antara ide – ide baru dengan pengetahuanyang telah dia miliki.


Didalam berdirinya psikologi pendidikan ini tidak terlepas dari tiga orang tokoh perintis. Diantara tiga tokoh tersebut adalah:
a.    William James
James mengatakan bahwa sangat penting untuk mempelajari proses belajar mengajar di kelas, karena sangat berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit libih tinggi diatas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.
b.    John Dewey
John Dewey adalah tokoh kedua yang berperan besar dalam membentuk psikologi Pendidikan, dia merupakan motor penggerak untuk meaplikasikan psikologi ditingkat praktis. Ada beberapa ide penting yang dapat kita peroleh dari John Dewey:
1)         Dari Dewey kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif
( active learner ). Sebelum dia mengemukakan pandangan ini ada keyakinan bahwa disaat belajar anak – anak mestinya duduk diam di kursi dan mendengarkan pelajaran secara pasif dan sopan, sebaliknya Dewey percaya bahwa anak – anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif.
2)        Dari Dewey kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya difokoskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan, dalam artian anak – anak tidak hanya mendapatkan pelajaran berdasarkan belajar yang bersifat formal tetapi juga bisa bersifat informal.
3)        Dewey juga mendapatkan wawasan bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya.

c.    E.L Thorndike.
Dia adalah tokoh ketiga yang banyak memberikan perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar – dasar belajar secara ilmiah. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan disekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Ia sangat  ahli dalam melakukan studi belajar dan mengajar secara ilmiah.

Pendekatan Thorndike untuk studi pembelajaran digunakan sebagai panduan bagi psikologi pendidikan diparuh pertama  abad ke-20. Dalam ilmu psikologi Amerika, pandangan B. F. Skinner (1938), yang di dasarkan pada ide-ide Thorndike.

Pendekatan perilaku ala Skinner adalah bahwa proses mental yang di kemukakan oleh psikolog seperti James dan Dewey adalah proses yang tidak dapat di amati dan karenanya tak bisa menjadi subjek studi psikologi ilmiah yang menurutnya adalah ilmu tentang perilaku yang dapat di amati dan ilmu tentang kondisi-kondisi yang mengendalikan perilaku.

Objek Kajian Psikologi Pendidikan

Objek kajian psikologi pendidikan tanpa mengabaikan persoalan psikologi guru terletak pada peserta didik. Karena hakikat pendidikan adalah pelayanan khusus diperuntukkan bagi peserta didik. Oleh karena itu objek kajian psikologi pendidikan, selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai ilmu, tetapi lebih condong pada aspek psikologis peserta didik, khususnya ketika mereka terlibat dalam proses pembelajaran.

Menurut Glover dan Ronning bahwa objek kajian psikologi pendidikan mencakup topik-topik tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, hereditas dan lingkungan, perbedaan individual peserta didik, potensi dan karakteristik tingkah laku peserta didik, pengukuran proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, kesehatan mental, motivasi dan minat, serta disiplin lain yang relean.

Sedangkan menurut Syaodih Sukmadinata dalam Syaiful Sagala mengatakan bahwa objek kajian psikologi pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, dengan dukungan sarana dan fasilitas tertentu yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Psikologi pendidikan berusaha untuk mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antar setiap faktor pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena itu, pengetahuan tentang psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik.

Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi pendidikan menjadi tiga macam:
a.    Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar peserta didik, dan sebagainya;
b.    Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar peserta didik;
c.    Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.

Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Ruang lingkup psikologi pendidikan adalah apa saja yang dibahas dalam ilmu psikologi pendidikan. Secara luas biasanya suatu buku membahas tentang proses, lingkungan dan hereditas, evaluasi belajar, perkembangan, kesehatan mental dan lain sebagainya. Sedangkan buku yang lingkupnya lebih sempit biasanya berkisar pada soal proses belajar mengajar saja.

Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh maksud penulis dalam menulis buku itu. Ada yang bermaksud hanya memberikan pengantar saja, sehingga pembahasanya mengenai lingkup itu cukup luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada yang lingkup pembahasannya tidak luas, yaitu berkisar pada proses beljar, akan tetapi pembahasannya cukup mendalam. Jadi, beleh dikatakan bahwa tidak ada dua buku psikologi pendidikan yang menunjukkan ruang lingkup materi yang sama benar.

Pada dasarnya dalam psikologi pendidikan itu membahas tentang hal-hal sebagai berikut:
a.       Hereditas dan Lingkungan
b.      Pertumbuhan dan Perkembangan
c.       Potensial dan Karakteristik Tingkah laku
d.      Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Individu yang Bersifat Personal dan Sosial
e.       Higiene Mental dan Pendidikan
f.       Evaluasi Hasil Pendidikan

Tujuan Mempelajari Psikologi Pendidikan

Tujuan mempelajari psikologi pendidikan adalah :
1.    Memahami Perbedaan Siswa (Diversity of Student)
Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, tidak ada yang sama antara siwa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-masing potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan pemahaman guru yang baik terhadap siswanya, maka bisa menciptakan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

2.    Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran
Sebagai sorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru melalui mempelajari psikologi terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan model pendidikan sudah bisa menyesuaiakan dengan kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal.

3.    Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas
Kemampuan guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang kondusif mampu membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif. Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda menyesuaikan karakteristik siswa dalam mengajar untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik. Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif,  sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan secara efektif.

4.    Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa
Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga diharapkan bisa menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan kepada peserta didiknya, terutama ketika peserta didik mendapatkan permasalahan akademik. Dengan berperan sebagai seorang pembimbing seorang pendidik juga lebih bisa melakukan pendekatan secara emosional terhadap peserta didiknya. Jika sudah tercipta hubungan emosional yang positif antara pendidik dan peserta didiknya, maka proses pembelajaran juga akan tercipta secara menyenangkan.

5.    Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Tugas utama guru atau pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan melakukan evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari psikologi pendidikan diharapkan seorang pendidik mampu memberikan penilaian dan evaluasi secara adil menyesuikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya. 

Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan

Manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi  pendidik, yaitu:
a.       Peka terhadap perilaku dan kebutuhan manusia untuk belajar
b.      Mengembangkan diri sendiri untuk menjadi manusia pembelajar dan dapat membagi ilmunya pada orang lain secara profesional
c.       Mengetahui teknik-teknik yang tepat untuk memaksimalkan potensi belajar anak didik
d.      Mampu menganalisis kekurangan dan kelebihan dalam metode belajar mengajar baik terhadap diri sendiri maupun orang lain serta berupaya untuk terus memperbaikinya

Sedangkan manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi siswa didik adalah sebagai berikut:
a.         Meningkatkan kemauan dan niat untuk  mencari dan mendapatkan ilmu.
b.        Mengenali naluri dan potensi belajar
c.         Mengembangkan diri menjadi manusia pembelajar
Bertekad untuk meningkatkan harkat dirinya lebih baik dibandingkan dengan generasi 

Previous
« Prev Post

1 comment:

  1. Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai Pengembangan Psikologi
    Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Pengembangan Psikologi yang bisa anda kunjungi di Informasi Seputar Psikologi

    ReplyDelete