Tuesday, October 11, 2016

PERILAKU MENYIMPANG SEKSUAL NECROPHILIA

Posted by Unknown on Tuesday, October 11, 2016



Berbicara soal manusia maka tidak lepas dari perilakunya. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Salah satu contoh dari perilaku menyimpang atau abnormal adalah perilaku menyimpang seksual. Fenomena perilaku penyimpangan seksual ini menjadi suatu perihal yang sangat mengkhawatirkan khususnya bagi keluarga dan lingkungan masyarakat dan salah satunya adalah necrophilia.

Apa itu necrophilia?

Necrophilia merupakan salah satu kelainan sexual yang paling menjijikan di dunia ini. Pengidap kelainan sex ini memiliki kecenderungan untuk memiliki keinginan berhubungan badan dengan mayat. Bagi pengidap Necrophilia hanya mayat yang mampu memuaskan hasrat sexual mereka. Kebanyakan pengidap Necrofilia juga adalah seorang Psikopat, karena kelainan ini menurut ilmu kedokteran di sebabkan tingginya tingkat agresifitas di dalam otak. Tak jarang pengidap Necrophilia juga sengaja membunuh orang agar bisa nikmati setelah menjadi mayat, atau bahkan yang lebih parah sengaja membunuh korbanya sembari memperkosa mereka.

Sejarah mencatat hal serupa terjadi di Mesir ribuan tahun lalu. Para suami yang takut mayat istrinya diperlakukan tak senonoh oleh pembalsem, menyimpan mayat istrinya di rumah sampai benar-benar membusuk. Salah satu yang menjadi legenda hingga kini adalah Raja Herod yang membunuh istrinya, kemudian berhubungan seks dengan mayatnya selama lebih dari 7 tahun.

Penyebab dari seseorang melakukan necrophilia adalah:
a.    Pertama, adanya ketidakinginan seseorang untuk ditolak oleh pasangan dalam berhubungan. Faktor ini adalah faktor terbesar karena sekitar 68% penderita merasakan hal tersebut.
b.   Kedua, adanya keinginan untuk berkumpul kembali dengan mitra yang hilang. Contohnya saja dengan pasangannya yang telah meninggal. Sekitar 21% penderita mengalami hal tersebut.
c.    Ketiga, 15% penderita kelainan ini mengalami ketertarikan seksual dengan orang yang telah tiada.
d.   Keempat 15% dari penderita memiliki keinginan untuk kenyamanan atau untuk mengatasi perasaan sendiri dan kesepian,
e.    Kelima 11% memiliki keinginan untuk memperbaiki harga diri yang rendah dengan mengekspresikan kekuasaannya dengan mayat.

Necrophilia terbagi menjadi tiga jenis yaitu:
a.       Pertama, necrophilic homicide, penderitanya harus membunuh terlebih dahulu untuk mendapatkan mayat dan memperoleh kepuasan seksual.

b.      Kedua, regular necrophilia, si penderita hanya menggunakan mayat yang sudah mati untuk memperoleh kesenangan seksual.

c.       Ketiga, necrophilic fantasy, si penderita berfantasi berhubungan seks dengan mayat, tetapi tidak melakukannya.

Berdasarkan riset terhadap 122 kasus yang terjadi, sebagian besar penderitanya masuk dalam golongan kedua. Separuh dari mereka bekerja di kamar mayat atau perusahaan pemakaman.

Dibawah ini adalah beberapa contoh kasus yang pernah terjadi:
1.      Seorang penggali kubur di Italia mengaku bergairah dan melakukan masturbasi setelah menguburkan mayat gadis muda yang cantik. Agar mencapai klimaks ia harus menyentuh mayat si gadis. Kegiatan seksual tak lazim itu dilakukan setelah sepi dan tak ada orang di sekitar kuburan. Dalam pengakuannya, ia mengatakan sudah bercumbu dengan ratusan mayat yang dikuburkannya. Dalam seminggu, ia melakukan aktivitas seks dengan mayat antara 4-5 kali. Ia bahkan pernah mengisap darah dan urin dari mayat anak perempuan yang masih remaja.

2.      Salah satunya, kisah seorang wanita yang bertugas membalsem mayat di sebuah perusahaan pemakaman. Selama 4 bulan masa kerjanya ia sudah berhubungan seks dengan banyak mayat lelaki. Dalam pengakuannya ia mengatakan tak pernah mampu mendapatkan kepuasan seks dari laki-laki yang masih hidup. Penyebabnya, ia pernah mengalami kejadian mengerikan, dianiaya kemudian diperkosa seorang laki-laki. Ketika berhubungan seks dengan mayat, ia bisa melakukannya tanpa perlu merasa ketakutan. Ia merasa lebih aman, dan tidak merasa terancam. Agar penis si mayat bisa melakukan penetrasi, ia memasang pompa di bawah kulit penis korbannya.


3.      Ahli neurologi Jerman, Richard von Krafft-Ebing, termasuk ilmuwan pertama yang membeberkan kasus necrophilia dalam bukunya Psychopathia Sexualis, tahun 1886. Dalam catatannya, ia menulis peristiwa yang terjadi tahun 1849. Perihal seorang laki-laki yang gemar mencincang binatang sejak kanak-kanak. Ia tumbuh menjadi lelaki dewasa yang sering berfantasi melakukan penyiksaan. Pada tahun itu, dengan tangan kosong, ia menggali sejumlah mayat yang baru dikubur di sebuah pemakaman di Paris, kemudian berhubungan seks dengan mereka. Tak hanya itu, pria ini mencincang mayat-mayat tersebut dengan sekop dan membiarkan dagingnya bertebaran di sekitar kuburan. Fakta di lapangan menunjukkan ia mengunyah sebagian daging-daging itu. Salah satu korbannya, mayat anak laki-laki berusia 7 tahun. Meski tertangkap dan dikenai 15 tuduhan, ia hanya dijatuhi hukuman satu tahun penjara. Di persidangan ia mengaku tak dapat mengendalikan dirinya.

Kasus lainnya melibatkan pemilik perusahaan pemakaman yang mengaku sudah berhubungan intim dengan lebih dari 100 mayat yang diurusnya. Kadang-kadang, ia menggali kembali mayat yang sudah dikuburnya dan membawanya pulang. Ketika rumahnya digeledah, polisi menemukan mayat gadis kecil berusia 3 tahun yang sudah membusuk dan hancur. Ia mengaku jatuh kasihan pada gadis cilik yang meninggal akibat penyakit cukup parah itu. Setelah dikuburkan, ia mencuri mayatnya dan melakukan seks oral, dengan harapan dapat menyembuhkan penyakitnya dan menghidupkannya kembali. Ia bahkan membaringkan mayat anak kecil itu di sampingnya ketika tidur. Polisi juga menemukan mayat gadis ABG berusia 13 tahun yang disebutnya "Mempelaiku". Ia menciuminya dari waktu ke waktu, dan membaringkannya di meja di samping tempat tidurnya.

Ada pula kasus seorang laki-laki bernama Henri Blot, yang ditahan di Prancis berkaitan dengan kasus necrophilia. Suatu hari, seorang balerina meninggal dunia, dan Blot membongkar kuburannya. Selesai melakukan aktivitas seksual, Blot tertidur, dan terbangun ketika penjaga kuburan memergokinya berada di dalam liang kubur. Setelah diperiksa, mayat tersebut terbukti telah diperkosa, dan Blot ditahan. Dalam persidangan dengan enteng mengatakan bahwa setiap laki-laki punya selera sendiri soal seks dan dia memiliki selera dengan mayat.

4.      Adapun kasus yang ada di Indonesia adalah kasus Baekuni alias Babe. Baekuni alias Babe diduga mengidap kelainan pedophilia dan necrophilia. Korban dari Baeukini alias Babe adalah anak-anak di bawah umur. Perilaku necrophilianya timbul ketika anak-anak yang menjadi korban Baekuni alias Babe menolak hasratnya sehingga ia tidak segan-segan membunuh korban tersebut setelah itu meniduri mayat para korban sebelum akhirnya dimutilasi. Sebelumnya Baekuni alias Babe pernah menikah namun ia mengaku tidak pernah berhubungan layaknya suami istri karena ia tidak pernah bisa bergairah hingga istrinya kemudian meninggal dunia.



Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment