Sunday, October 9, 2016

MANUSIA DAN SEJARAH

Posted by Edo Bramantyo on Sunday, October 9, 2016




Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah.
Dalam bahasa Inggris, kata sejarah disebut history, artinya masa lampau; masa lampau umat manusia.

Dalam bahasa Arab, sejarah disebut sajaratun (syajaroh), artinya pohon dan keturunan. Jika kita membaca silsilah raja-raja akan tampak seperti gambar pohon dari sederhana dan berkembang menjadi besar, maka sejarah dapat diartikan silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan keluarga raja pada masa lampau.

Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut istoria, yang berarti belajar. Jadi, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

Dalam bahasa Jerman, kata sejarah disebut  geschichte yang artinya sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Adapun menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah adalah rekonstruksi masa lampau atau kejadian yang terjadi pada masa lampau.

Ada tiga aspek dalam sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Masa lampau dijadikan titik tolak untuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran tentang nilai dan moral. Pada masa kini, sejarah akan dapat dipahami oleh generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu sebagai suatu cermin untuk menuju kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Peristiwa yang terjadi pada masa lampau akan memberi kita gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian akan tercatat dalam sejarah.

Manusia dan sejarah memiliki suatu keterkaitan yang erat. Tanpa sejarah, patut dipertanyakan eksistensi manusia sebagai makhluk hidup yang tinggal dan menetap. tanpa manusia, sejarah pun menjadi kosong.

Karena Pernyataan di atas didasari oleh konsep bahwa sejarah yang didalamnya terdiri dari kejadian-kejadian manusia sebagai objeknya. Kuntowijoyo mengemukakan bahwa sejarah adalah suatu rekonstruksi masa lalu yang sudah barang tentu disusun oleh komponen-komponen tindakan manusia berupa yang dipikirkan, dilakukan dan diucapkan. Sederhananya adalah, Sejarah adalah suatu bidang yang mempelajari tentang apa yang dilakukan, dipikirkan dan diucapkan manusia pada masa lalu. Sejarah secara tidak langsung telah mengabarkan eksistensi manusia. Seperti formula yang diungkapkan para filsuf eksistensialis: “Esensi dari kenyataan manusiawi adalah eksistensi”. Sejalan dengan rumus ini,

filsuf Spanyol J.Ortega Y.G mengemukakan rumusannya bahwa Man has no nature, what he has is history.manusia juga tampak ingin membuktikan eksistensi mereka pada suatu masa. Fasiltas yang digunakan sebagai sarana pembuktian itu seperti goresan, lukisan, tulisan dokumen juga monument. Dengan item-item tersebut, diharapkan dapat menjadi petunjuk tentang kehadiran mereka. Fasilitas yang digunakan juga dapat dibuat oleh orang lain. Sebagaimana yang dilakukan oleh para Firaun di Mesir yang menugasi seorang “juru tulis” (the scriber) khusus untuk mencatat dan merekam sejarah mereka. Hal-hal yang di ungkapkan tadi membuktikan bahwa sejarah merupakan fenomena manusiawi tentang keberadaan manusia. Keterkaitan yang erat antara manusia dengan sejarah juga dapat di gambarkan oleh peran sejarah dalam proses pembentukan sifat-sifat kemanusiaan yang berujung pada pembentukan jati diri manusia.

Menurut Fuad Hassan (1989), sejarah adalah manifestasi yang khas manusiawi, pengenalan sejarah merupakan kenyataan yang dapat ditelusuri sejak perkembangan kemanusiaan yang paling dini. Herder dalam Taufik Abdullah(1985:1) menyatakan bahwa sejarah adalah proses ke arah tercapainya kemanusiaan yang tertinggi. Proses itu adalah dimana manusia berusaha untuk membentuk dan menemukan jatidirinya. Dari yang tidak tahu apa-apa menjadi ragu-ragu akan suatu hal, lalu mengerti dan paham. Sejarah yang mengkaji masalah kemanusiaan memiliki inti utama berupa penguraian makna diri setiap orang. Penguraian makna diri itu sangatlah sulit mengingat betapa rumitnya masalah kemanusiaan itu. Karena itu, mengkaji dan mendialogkannya merupakan tindakan yang penting.

Romano Gardin (1885-1968) menyatakan bahwa manusia harus dihadapkan pada masalah kemanusiaan secara berulang-ulang. Ia harus mencari dan menyelidiki semua kemungkinan yang tampak terbuka bagi dirinya juga permasalahannya. Layaknya sejarah yang berperan dalam kehidupan manusia. Manusia pun berperan dalam sejarah. Dalam hal ini, manusia berperan dalam menghadirkan eksistensi sejarah. Esistensi sejarah tersebut dapat muncul apabila manusia dalam kehidupannya telah beranjak menuju hari esok sehingga meninggalkan hari kemarin. Dengan demikian, “hari kemarin” menjadi perwujudan dari eksistensi sejarah. Contoh yang paling sederhana adalah seperti ini ; diri kita ang saat ini sudah berumur 20, 30, 50 atau berapapun, tentunya tidak tidak langsung terlahir langsung seumur itu. Dan itu pun membuktikan bahwa setiap manusia memiliki masa lalu. Dan masa lalu itulah yang menjadi bukti eksistensi sejarah yang di perani manusia di dalamnya. Tanpa manusia, mustahil sejarah sebagai proses maupun cerita dapat dihadirkan. Karena manusialah yang menetukan sejarahnya sendiri.

Sejarah itu terletak dalam suatu dinamika. Dinamika itu timbul akibat dari sifat manusia yang dinamis. Selama manusia itu bergerak (bertindak, berfikir dan berucap) maka akan mendorong terjadinya perubahan demi perubahan yang seiring berjalannya waktu perubahan-perubahan itu akan menjadi suatu komponen-komponen sejarah. Dalam ilmunya, sejarah memiliki dimensi spasial (tempat) dan dimensi temporal (waktu). Disinilah dimensi temporal berlaku.

Dimensi temporal sangat penting bagi karakter dasar sejarah. Sejarah yang berisi perubahan-perubahan yang dilakukan manusia berkonotasi dengan waktu. Dengan begitu, dapat ditarik kesimpulan bahwa sejarah hanya dapat muncul apabila perubahan-perubahan(yang dilakukan manusia) terjadinya didalamnya. Manusia dalam sejarah dapat mencakup : manusia sebagai subjek dalam sejarah dan manusia sebagai objek dalam sejarah.

Manusia sebagai subjek sejarah berarti tindakan manusia dalam menentukan arus kesejarahan. Peran ini kebanyakan dilakukan oleh para sejarawan yang meneliti dan menulis peristiwa masa lalu. Manusia sebagai subjek sejarah cenderung bersifat subjektif. Obejektivitas penceritaan sejarah oleh manusia sangatlah rendah. Ini disebabkan oleh ikatan emosional dan intelektual dalam diri setiap manusia.


Orang Indonesia yang menulis tentang sejarah perjuangan Indonesia dalam menghadapi penjajah sudah barang tentu tulisannya akan lebih membela kepentingan rakyat Indonesia yang dijajah. Sebaliknya, apabila orang belanda menulis tentang sejarah yang melibatkan mereka tentunya akan lebih mengarah kepada pembelaannya terhadap latarbelakang dan asal negerinya. Realitas dalam sejarah tidak memiliki makna dengan sendirinya. Tetapi realitas itu dimaknai oleh manusia-manusia yang menentukan arus kesejarahan. Sehingga makna yang didapat pun berbeda satu sama lain. Disinalah tantangan bagi para sejarawan, dimana mereka dituntut untuk memaknai isi sejarah secara seobjektif mungkin ditambah dengan pemakaian sudut pandang masa kini dalam mendalami isi sejarah yang memiliki sudut pandang masa lalu yang tentu berbeda. Manusia yang mempengaruhi sejarah karena manusialah yang membuat sejarah. Karena manusia yang mengendalikan sejarah berarti menegaskan kedinamisan dirinya. Karena manusia yang membuat sejarah, sudah seharusnya setiap dari diri kita menjadi seorang sejarawan. Minimal sejarawan bagi diri sendiri (every man is own historians). Dalam sudut pandang manusia sebagai objek sejarah, manusia merupakan menu sejarah yang di kaji oleh subjek. Objek yang berarti masuk dalam konteks “yang telah terjadi” Sedang dalam sudut pandang manusia sebagai subjek sejarah, manusia dapat menjadi penyedia menu sejarah tersebut.

SUMBER:
https://hidahidaan.wordpress.com/2012/02/21/manusia-dan-sejarah/
http://zonabarumu.blogspot.co.id/2014/10/hubungan-manusia-dengan-sejarah.html

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment