Konflik sering terjadi
antara dua belah pihak yang berbeda dalam minat, persepsi, tujuan, nilai-nilai,
dan pendekatan masalah. Konflik muncul bila kita merasa pihak lain mencampuri atau
menghalangi tindakan, ide-ide atau keyakinan yang kita miliki. Besarnya
kemungkinan terjadinya konflik antar individu di dalam komunitas atau
organisasi disebabkan oleh keunikan individu tersebut.
Untuk itu, konflik pun perlu dikelola. Langkah awalnya yaitu, memandang bahwa konflik adalah hal yang normal dan sering kali tidak terhindarkan. Kemudian langkah selanjutnya yaitu melatih diri untuk tidak bereaksi secara berlebihan ketika muncul konflik dan menggunakan strategi-strategi tertentu untuk mengatasi.
Hasil sebuah konflik
tidak selalu bersifat negatif, ada juga membuahkan hasil positif tergantung
bagaimana kita mengatasinya. Konflik yang positif itu sangat berguna untuk
mendukung tujuan bersama apabila terjadi keberhasilan diarahkan untuk mengambil
keputusan lebih baik, lebih kreatif dan inovatif untuk masalah-masalah jangka
panjang.
Bagaimana kita mengelola
konflik dengan baik juga bisa dilakukan dengan adanya keterampilan
interpersonal pada diri individu masing-masing. Karena tiap-tiap orang memiliki
perbedaan karakteristik, tujuan, minat dan kemampuan yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik.
Keserasian hubungan dengan orang lain, memerlukan pemahaman terhadap diri
sendiri maupun orang lain, serta kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri.
Salah satu teori yang menjelaskan tentang penyesuaian diri adalah teori
humanistik. Ada beberapa tokoh seperti Maslow dan Carl Rogers.
Maslow dikenal dengan hierarki
kebutuhan seperti aktualisasi diri, penghargaan, kasih sayang, rasa aman, dan
kebutuhan fisiologi. Menurut Maslow penyesuaian diri yang optimum terjadi bila
individu terlah terpuaskan dalam 4 tingkat kebutuhan dari yang paling dasar dan
mulai mengaktualisasikan diri seperti aktualisasi bakat-bakat dan
kecakapan-kecakapan.
Begitu juga Carl
Rogers yang memiliki pandangan sesuai dengan Maslow. Menurut Carl Roger kunci
aktualisasi diri adalah konsep diri. Konsep diri terbentuk sejak kanak-kanak,
banyak tergantung pada hubungan dengan orang tua.
Contoh kasus yang
terjadi adalah adanya konflik dalam mengambil keputusan. Mengambil keputusan
tanpa mempelajari dan mempertimbangkan kenyataan yang sesungguhnya akan
berakibat keputusan yang diambil kurang tepat. Jika dikaitkan dengan teori Carl
Roger mengenai konsep diri, maka dengan kata lain orang yang mempunyai konsep
diri positif akan mengambil keputusan tanpa emosional. Dengan kesadaran dan
penerimaan ini seseorang mampu memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai konsep
diri yang positif. Untuk mendukung konsep diri tersebut, seseorang perlu memiliki
sikap percaya diri. Sikap percaya diri merupakan sikap seseorang yang memiliki
keyakinan teguh akan tindakannya, mampu menyatakan perasaan dan pendapatnya
tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain.
No comments:
Post a Comment